Rabu, 17 Februari 2010

Pemanfaatan Teknologi Reaktor Daya Nuklir Ukuran Kecil dan Menengah (Small and Medium Sized Reactor)

Yang dimaksud dengan reaktor daya ukuran kecil dan menengah adalah reaktor yang digunakan sebagai penghasil listrik maupun panas dengan daya lebih kecil dari 300 MW(electric) untuk reaktor daya ukuran kecil dan antara 300 MW(e) sampai 700 MW(e) untuk reaktor ukuran menengah. Reaktor daya dengan ukuran di atas 700 MW(e) disebut sebagai reaktor ukuran besar.
Dalam sejarah perkembangannya memang pada tahun 1960 sampai 1970-an umumnya reaktor daya yang mendominasi pasaran adalah reaktor dengan ukuran kecil dan menengah. Pada tahun 1970 sampai 1980-an terjadi pergeseran menuju reaktor dengan ukuran daya lebih besar yaitu berkisar 900 MW(e) sampai 1400 MW(e) yang tersebar di berbagai Negara industry seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman dan Perancis. Akan tetapi pada tahun 1990-an pergeseran terjadi lagi dengan berbalik ke reaktor dengan ukuran daya kecil dan menengah. Pergeseran ini diikuti oleh pergeseran negara penggunan yaitu dari negara industri ke negara berkembang saat itu seperti India, China, Pakistan dan Slovakia.
Sebagai negara berkembang saat itu negara ini dicirikan sebagai negara yang memiliki keterbatasan dalam kapasitas sistem grid listrik, kemampuan keuangan, dan sangat tinggi permintaan kebutuhan energinya yang disebabkan oleh tingginya pertumbuhan penduduk. Disamping itu negara-negara berkembang tersebut hanya memiliki sedikit atau bahkan sangat sedikit sumber energi yang lain. Itu sebabnya banyak permintaan pengunaan reaktor daya kecil dan menengah pada tahun 1990-an. Kecendrungan peralihan kebutuhan dari reaktor daya besar ke reaktor daya menengah dan kecil akan berlangsung terus sejalan dengan perkembangan teknologi yang lebih inovatif yang menjanjikan peningkatan kualitas dari sisi keselamatan, keamanan, pencegahan penyalah gunaan untuk maksud tidak damai, pengelolaan limbah, penggunaan sumber daya dan produk yang bervariasi (seperti penggunaan reaktor daya untuk tujuan desalinasi air laut, pemanasan baik untuk proses maupun wilayah dan generasi hydrogen), ke leluasaan menentukan “site”, siklus bahan bakarnya. Fakta ini terlihat dari banyak rancangan reaktor inovatif telah diusulkan untuk reaktor daya skala kecil dan menengah.
Sampai tahun 2006 telah dikonsep dan dirancang sebanyak lebih dari 50 jenis reaktor daya Kecil dan Menengah yang dirancang dalam program nasional maupun internasional yang melibatkan Argentina, Brazil, China, Croatia, Ferancis, India, Indonesia, Italy, Jepang, Korea, Lithuania, Morrocoo, Rusia, Afrika Selatan, Turki, USA, dan Vietnam. Status perkembangan konsep dan rancangan pengembangan teknologi SMR ini dapat dilihat pada dokumen Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) berupa Technical Document, IAEA-TECDOC-1485 dan IAEA-TECDOC-1536.
Secara garis besar teknologi SMR dibagi dalam kelompok sebagai berikut:
A. Reaktor dengan pendingin air (Water cooled Reactors)
- Reaktor dengan pendingin air konvensional (PHWR 220 MW(e), Candu 6 (670MWe), PHWR 500 MW(e), VVER 640 MW(e), AP-600 )
- Reaktor Pendingin Air Maju (Advanced Water Cooled Reactors) (Integral PWR SIR (UK), CAREM (Argentina), SMART (Korea), VPBER-600 (Rusia).
B. Reaktor dengan pendingin air maju (Advanced Non-Water Cooled Reactor)
- Direct Cycle High Temperature Gas Reactors (HTGR in the US Peach Bottom), Commercial HTGR (Fort St. Vrain)
- Lead Cooled Integral Reactor (LEADIR) using TRISO Particle and Pebbled bed core.
- Molten Salt Reactors (MSR) fuel with uranium or thorium fluoride.
Indonesia sebagai negara berkembang cukup relevan untuk memikirkan pemanfaatan reaktor daya ukuran kecil dan menengah ini mengingat jumlah penduduk yang begitu besar dan banyak yang bermukim tersebar di berbagai pulau yang terpencil. Adalah satu hal yang tidak mungkin untuk memajukan suatu wilayah tanpa ditunjang oleh ketersediaan energi yang cukup.
Dengan memanfaatkan teknologi reaktor yang inovatif Indonesia dapat dibantu dalam penyediaan energi untuk wilayah-wilayah terpencil ataupun pendukung bagi wilayah yang membutuhkan energy yang lebih banyak. Pada tahun sejak tahun 2009 sampai 2011, Indonesia mengadakan kerjasama dengan Badan Tenaga Atom Internasional IAEA untuk mengkaji penggunaan Reaktor Daya Ukuran Kecil dan Menengah di Provinsi Bangka Belitung dan menempatkan tenaga ahlinya untuk bekerja di IAEA.
Semoga Energi Nuklir bukan lagi menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat tetapi sebaliknya sebagai pemercepat kesejahteraan Bangsa dengan tersedianya energy yang cukup bagi masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar