Selasa, 08 Desember 2009

Indonesia dan Tenaga Nuklir

Dapatkah wilayah geography yang dikenal tidak stabil mendukungan pembangkit listrik tenaga nuklir, atau apakah negeri Indonesia akan tetap gelap?

Indonesia, yang menurut Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah tempat bagi sebagian besar gempa bumi di dunia dan setidaknya 155 pusat kegiatan vulkanik, ingin memasuki dunia tenaga nuklir. Secara perlahan seorang pejabat negara mengumumkan di Jakarta pada pertemuan baru-baru ini di di Badan Pengawasan Tenaga Nuclear (Nuclear Energy Regulatory Agency) bahwa pemerintah bermaksud membangun jalan menuju ketidak bergantungan energy melalui Energi Nuklir.

Badan Pengawasan Energy Nuklir dan Badan Tenaga Nuklir Nasional, badan yang bertanggung jawab atas aktivitas nuklir di negara tersebut sedang melakukan pelatihan terhadap stafnya. Indonesia dilaporkan telah memiliki lebih dari 100 orang terlatih di bidang teknologi nuklir dan memiliki tiga reaktor riset yang sedang beroperasi. Menteri Negara Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, dalam kabinet baru yang berusia kurang dari dua bulan, mengumumkan bahwa ia mengharapkan Badan tersebut melaksanakan rencana awal pembangunan Instalasi Nuklir "yang dalam tanda kutip dimulai tahun 2016" walaupun beberapa analis industri mengatakan hal ini akan memakan waktu lebih lama dari pada ia berpikir, mungkin sampai 2020, atau nanti.
Indonesia secara historis sering mengalami masalah dalam menjawab pertanyaan yang muncul tentang energi nuklir yang berkaitan dengan keprihatinan mengenai kondisi geografi yang tidak stabil. Pada tahun 2007, hampir 4.000 pengunjuk rasa berkumpul di Muria di Jawa Tengah untuk meminta pada pemerintah membatalkan rencana membangun instalasi nuklir. Indonesia terletak melintang di wilayah yang disebut “Ring of Fire”, tempat pertemuan lempeng tektonik yang tidak stabil antara Indo-Australia, Indo-Cina, Pasifik dan Filipina.

Diperkirakan oleh United Nations Office of Humanitarian Affairs bahwa 90 persen gempa bumi dunia terjadi di 7.000 pulau yang membentand negara Indonesia. Pada bulan September, lebih dari 1.100 orang tewas dalam gempa bumi berkekuatan 7,6 yang melanda Sumatera Barat. 81 lainnya tewas dalam satu sebelumnya yang melanda Jawa Barat. Diperkirakan 350.000 bangunan runtuh di Yogyakarta, 45.000 di Jawa Barat dan lebih dari 135.000 di Sumatera Barat sebagai akibat gempa. Dengan demikian, barisan oposisi nasional harus dapat diatasi secara local yaitu wilayah pertama untuk PLTN Bukit Muria di Jawa dan di Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara sendiri.

Meskipun demikian, argumen bahwa Indonesia harus memiliki tenaga nuklir secara matematis tak terbantahkan. Hal ini didasarkan pada permintaan dan penawaran energi dan perilaku sosial dan administratif dalam sebuah negara yang penduduk akan mencapai 285 juta pada pertengahan abad. Produk domestik bruto, marginal terpengaruh oleh krisis kredit global yang dimulai pada tahun 2008, diperkirakan oleh Bank Dunia akan meningkat dengan sehat 5,4 persen pada tahun 2010 dan 6,0 persen pada tahun 2011. Dari 1980 hingga 2006, yaitu tahun yang data angkanya tersedia, konsumsi listrik tahunan meningkat hampir sepuluh kali lipat dari 11.299 billion kwh, menurut Badan Energi Internasional, dan ini akan terus naik tanpa dapat ditawar lagi.


Negara yang terus-menerus mengalami krisis listrik, yang berakibat pada pemadaman bergilir secara reguler di Jakarta, Surabaya dan kota-kota lainnya, adalah produk dari kondisi yang merupakan gabungan dari masalah korupsi dan masalah logistik distribusi energi dan pasokan bahan bakar dan persaingan yang semakin ketat dengan berbagai jenis bahan bakar. Bank Pembangunan Asia baru-baru ini mengumumkan bahwa Indonesia harus menginvestasikan US $ 4 miliar untuk memperbaiki efesiensi energy pada sektor riil selama lima tahun agar perekonomian Indonesia bisa lebih kompetitif.

Program energi pertama dilaksanakan mulai pada tahun 2006 dan direncanakan untuk menambah 10.000 megawatt daya pada grid. Ini sudah termasuk beberapa tahun tertunda dari jadwal dan secara nyata tertunda oleh harga energi yang terlalu rendah, harga pasokan batubara tidak stabil dan masalah-masalah logistik besar, ditambah lagi masalah meyakinkan bank ekspor Cina untuk meminjamkan dana yang kurang mendapat jaminan negara, dan dengan seluruh kegiatan yang dilaporkan mengalami kendala dan penundaan berbagai Kementrian dalam masalah izin, perijinan dan prosedur, ditambah lagi dengan dampak negatif dari tradisi korupsi dan inefisiensi yang terjadi pada tubuh PLN, monopoli kekuasaan oleh lembaga utilitas negara dan administrasi publik,


Pemerintah meminta kepada produsen batu bara, yang enggan mencadangkan, 30 persen dari output mereka untuk digunakan dalam negeri pada saat harga ekspor jauh lebih tinggi daripada yang domestik. Haruskah produsen ekspor batubara atau gas LNG yang meraih keuntungan dengan mempertahan pasar dunia atau memasok pasar domestic yang lebih dalam negeri yang lebih menderita dan miskin dan tidak memiliki pelabuhan, kereta api, jalan atau saluran pipa yang memadai?

Indonesia hanya memiliki sekitar 30 gigawatts (Gwe) daya dalam grid nasional saat ini dan memerlukan tambahan 5 GW setiap tahun untuk masa yang akan datang. Artinya kebutuhan yang yang akan datang diperkirakan sebesar 55 GW pada tahun 2015 dan 80 Gwe 2020. Ini belum termasuk pasokan dari 20.000 pembangkit listrik swasta yang lebih kecil dalam perdagangan dan industri, maupun pasokan untuk kebutuhan 35 persen dari penduduk Indonesia - 82 juta - yang belum terhubung dengan grid dan memiliki sedikit atau sama sekali tidak ada listrik.


PLTN di Muria, jika dapat mengatasi masalah protes dari masyarakat lokal, diproyeksikan memproduksi 4.000 MWe (4 Gwe). Untuk membuat 4.000 MWe dari energi terbarukan Indonesia akan membutuhkan 1.200 Power Purchase Agreements (PPAS) atau kontrak Equipment, Procurement, and Construction (EPC), yang meliputi teknologi mini-hidro, biomassa, angin, matahari dan panas bumi, dengan separoh keberhasilam pembiayaan dan 60 proyek yang harus selesai dalam setahun.

Pada saat ini industri maupun pemerintah tidak bisa melakukan hal dimaksud di atas. Target tersebut tidak mungkin dilakukan dengan kapasitas kerangka regulasi, administrasi publik dan sektor swasta.

Usulan kedua adalah menyusun program percepatan listrik 10.000 MWe untuk mencoba mengatasi pemadaman total dan krisis listrik di Jakarta dan provinsi-provinsi dengan mengembangkan energi panas bumi sebesar 42%. Tapi tak seorang pun pernah membuat pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagaimana mereka usulkan, melalui eksplorasi dan membuat kesepakatan dengan pemerintah daerah, yang notabene belum dapat menawarkan kepada investor, belum adanya jaminan terhadap risiko komersial dan politik, misalkan mereka sudah memiliki keahlian tetapi belum memiliki kapasitas.

Seperti yang sudah dilaporkan Indonesia memiliki lebih dari 100 tenaga terlatih dalam bidang teknologi nuklir dan tiga reaktor riset yang beroperasi. Siemens Indonesia, sebuah unit rekayasa Jerman dan perusahaan teknologi Siemens AG, sedang membuat condenser untuk turbin uap terbesar listrik tenaga nuklir di dunia, berlokasi di Finlandia.

Akan tetapi penggunaan tenaga nuklir tidak akan bisa terlaksanan di Indonesia tanpa adanya modernisasi sosial dan politik untuk menciptakan budaya public yang diperlukan untuk persetujuan, mengatur dan mempertahankan teknologi nuklir. Seperti yang dikatakan Jenderal Charles de Gaulle di Perancis, energi nuklir adalah jalan yang tepat menuju modernisasi. Dia akan memaksa suatu negari untuk berubah.


Dan seperti di Asia yang ditandai dengan konsumsi massal, pusat perbelanjaan besar, dan pertumbuhan ekonomi, dan menunjukkan kepada Barat bahwa dia dapat menjadi yang terbaik, yang memerlukan peningkatan besar dalam permintaan energi. Itu sebabnya sebagian besar instalasi tenaga nuklir baru akan dibangun di Asia, bersamaan dengan 70 PLTN yang sedang beroperasi atau sedang dibangun di Cina, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Pakistan dan India. Ini merupakan solusi dengan volume dan teknologi tinggi bagi masyarakat yang tidak belum dapat bergeser dengan cepat untuk menurunkan pertumbuhan dan pola konsumsi yang ramah lingkungan.

Buku teks teori pembangunan yang anti dengan praktek politik dan sosial modern akan hilang. Cara lain untuk dapat memenangkan penyelesaian masalah energi ini sulit dibayangkan dan akan memerlukan upaya yang lebih besar dari pada yang sudah ada. Jadi target energi terbarukan dan hijau hanya dapat dipenuhi jika tenaga nuklir disertakan. Dan Indonesia harus diterima sebagai negara yang memiliki tenaga nuklir, ada atau tidak ada lempeng tektonik.

Ditulis oleh Dr. Terry Lacey, ahli dalam bidang ekonomi pembangunan yang menulis dari Jakarta diterjemahkan oleh Jupiter Sitorus. http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_content&task=view&id=2184&Itemid=202
Read More...

Kamis, 19 November 2009

Mengenal Seksi Keteknikan Tenaga Nuklir (Nuclear Power Engineering Section) IAEA

Seksi Keteknikan Tenaga Nuklir adalah seksi dibawah Divisi Tenaga Nuklir, Departemen Energi Nuklir, International Atomic Energy Agency, yang bertanggung jawab untuk melaksanakan subprogram IAEA meliputi 1) Memberi dukungan terpadu untuk Operasi Fasilitas Nuklir, 2) Memberi dukungan dalam pengembangan Instalasi Tenaga Nuklir dan 3) Penyiapan Infrastruktur dan Perencanaan untuk Pengenalan Program Listrik Tenaga Nuklir.

Seksi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan negara anggota yang berminat, di tengah kondisi lingkungan pasar yang berubah dengan cepat, untuk meningkatkan kinerja operasi instalasi tenaga nuklir, manajemen siklus hidup termasuk dekomisioning, kinerja manusia, jaminan kualitas dan infrastruktur teknis, dengan menggunakan pengalaman praktek yang baik dan pendekatan yang inovatif dan konsisten dengan tujuan global yaitu tidak menyebarluaskan teknologi senjata nuklir, keselamatan dan keamanan nuklir.

Untuk itu keluaran yang diharapkan pada Seksi ini adalah:
• Tersedianya faktor dan metode pendekatan yang telah terbukti membantu meningkatkan kinerja suatu Instalasi Tenaga Nuklir dalam beberapa tahun terakhir dan menjadikan sebagai tolok ukur proses dan strategi jangka panjang dalam rangka pengoptimalan proses berkesinambungan peningkatan kinerja keseluruhan instalasi Tenaga Nuklir dan peningkatan tingkat keselamatan pada negara Anggota

• Dokumen Petunjuk (Guidance document) untuk penilaian aspek khusus integritas bejana tekanan reaktor; verifikasi integritas tabung generator uap; pengembangan metodologi monitoring sistem instalasi tenaga nuklir, struktur dan komponen, metodologi manajemen penuaan; aspek ekonomi pembaruan lisensi instalasi dan biaya dekomisioning.

• Pembuatan database, e.g. Power Reactor Information System (PRIS), Country Nuclear Power Profiles (CNPP), Katalog Pusat Pelatihan Elektronik Nuklir Catalogue (ENTRAC) dan Indikator Kinerja Ekonomi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (NEPIS) dan kemungkinan pembentukan sebuah sistem database baru untuk kehandalan komponen.

• Seri-seri baru Standar Keselamatan pada sistem manajemen dan penyiapan workshop untuk penerapan sistem manajemen yang efektif pada instalasi dan kegiatan nuklir.

• Dokumen Teknis tentang perencanaan tenaga nuklir yang meliputi pembangunan infrastruktur, tahapan kegiatan, manajemen proyek dan proses akuisisi instalasi.

• Bimbingan dan praktek-praktek berkaitan dengan sikap dan profesionalisme personel Intalasi Tenaga Nuklir, pada penyusunan metode yang efektif untuk pelatihan personil Instalasi Tenaga Nuklir, pelatihan dan kinerja kontraktor Instalasi Tenaga Nuklir, pelatihan untuk komisioning Instalasi Tenaga Nuklir, manajemen pengetahuan nuklir dan manajemen kualitas program-program pelatihan pada Instalasi Tenaga Nuklir.

Read More...

Senin, 16 November 2009

Feasibility Study on a CDM project for Nuclear Power

Mr. Masaharu Fujitomi, Executive Director, Electric Power Development Co., Ltd. Japan made a presentation on the concept and practice of CDM, and comments on possible case study for a nuclear power plant in developing countries.

Responding to comments of participants, Mr. Fujitomi mentioned that position of COP about the inclusion of NPP in CDM may change because of very limited reserve of oil.
Dr. Machi, the FNCA Coordinator of Japan urged national coordinators to encourage their delegations to propose the inclusion of nuclear power in the CDM as an agenda at the COP-15 meeting in Copenhagen, Denmark. Joint action between officials who are in charge of nuclear power and those in charge of environmental protection should be taken to achieve the proposal. In order to show possibility and merit of nuclear power in the CDM, Dr. Yokoo proposed for member countries to perform case study for nuclear power plant, in which economical merit and certified emission reduction (CER) would be evaluated quantitatively. Seven countries accepted to perform the case study. Report of the case study should be sent to CAO by the end of August 2009. Case studies of member countries will, accordingly, be discussed at the 1st meeting of the 3rd-phase Study Panel, and will be submitted to 10th FNCA MM in November or December 2009.

source: http://www.fnca.mext.go.jp/english/co/e_10cm.html
Read More...

Senin, 26 Oktober 2009

Anak Wanita Membuat Dunia Terhening 5 Menit

Salam buat putriku Nopiane Rospita Ingan Ergani Br Sitorus.

Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children's Organization ( ECO ) ECO sendiri adalah Sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri Untuk belajar dan mengajarkan pada anak lain mengenai masalah lingkungan. Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Severn yg berusia 12Tahun memberikan sebuah pidato kuat yg memberikan pengaruh besar (dan membungkam ) beberapa pemimpin dunia terkemuka.


Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil ber-usia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang" terkemuka yg berdiri dan memberikan Tepuk Tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun. Inilah Isi pidato tersebut: (sumber The Collage Foundation)

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization. Kami Adalah Kelompok dari kanada yg terdiri dari anak berusia 12 dan 13 tahun. Yang mencoba membuat Perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil. Untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, Hari ini Disini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang.

Saya berada disini mewakili anak" yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan habitat nya. kami tidak boleh tidak di dengar.

Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubang nya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikannya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang" liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu". tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama seperti saya sekarang?

Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahan nya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahan nya tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita. Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya. Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan Hutan-Hutan seperti sediakala di tempatnya yang sekarang hanya berupa padang pasir..

Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya.

TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah deligasi negara-negara anda. Pengusaha, Anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi
sebenernya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki" dan saudara perempuan, paman dan bibi dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di Negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan, kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. walaupun begitu tetap saja negara" di utara tidak akan berbagi dengan
mereka yang memerlukan.

Bahkan ketika kita memiliki lebih daricukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita
takut untuk berbagi.

Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak" yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku kaya, dan jika Aku kaya, Aku akan memberikan anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal . dan Cinta dan Kasih sayang "

Jika seorang anak yang berada dijalanan yang tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak tersebut berusia sama dengan saya , bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar. bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari
anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .

Saya hanyalah Seorang anak kecil namun saya tahu bahwa jika semua Uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemisikinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah adinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain.

Mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan. Tidak menyakiti makhluk hidup lain, Berbagi dan tidak tamak..

Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarakan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri Konfrensi ini. mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak anda semua, Anda sekalianlah yang memutuskan dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak anak mereka dengan mengatakan " Semuanya akan baik-baik saja". Kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan' dan ini bukanlah akhir dari segalanya'

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua?

Ayah saya selalu berkata "kamu akan selalu dikenang karena perbuatan mu bukan oleh kata-mu"

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata" tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatian nya.


(Servern Cullis-Suzuki telah membungkam 1 ruang sidang Konfrensi PBB, membungkam seluruh Orang" penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya, setelah pidato nya selesai serempak seluruh Orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun.dan setelah itu ketua PBB mengatakan dalam pidato nya..

Hari ini Saya merasa sangatlah Malu terhadap Diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya lingkungan dan isi nya disekitar kita oleh Anak yang hanya berusia 12 tahun yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembar pun Naskah untuk berpidato, sedang kan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh assisten saya kemarin… Saya ..., tidak... kita semua telah dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun

Tolong sebarkan tulisan ini ke semua orang yang anda kenal, bukan untuk mendapatkan nasib baik atau kesialan kalau tidak mengirimkan, tapi mari kita bersama-sama membuka mata semua orang di dunia bahwa bumi sekarang sedang dalam keadaan sekarat manusia yang membuatnya seperti ini yang harus bertindak untuk mencegah kehancuran dunia.

(Copyright from: Moe Joe Free)
Read More...

Senin, 08 Juni 2009

Dolly Parton di University of Teneessee

Dolly Parton adalah penyanyi country papan atas di Amerika Serikat dan seantero dunia. Dia mendapatkan penghargaan gelar Doktor Honoraris Cause di bidang humane and musical letter di University of Teneessee, Knoxville. Di Universitas ini juga saya mendapat gelar Master di bidang Nuclear engineering. Ikuti pidatonya yang berbicara banyak tentang pendidikan, proses belajar, mimpi yang menjadi kenyataan, keinginan, Dollywood, Foundation dan sekitar hidup rohaninya. Selamat minikmati selingan berikut.



Read More...

Jumat, 29 Mei 2009

Lambatnya Pertumbuhan Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir Dapat Membahayakan Usaha-Usaha Penanganan Masalah Perubahan Iklim.

Tingkat pertumbuhan pembangkit tenaga listrik nuklir yang baru di seluruh dunia berjalan lebih lambat dari apa yang seharusnya dibutuhkan dunia untuk memerangi perubahan iklim, seperti yang diungkapkan dalam kajian mendalam tentang masa depan tenaga nuklir di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Dalam laporan Edisi tahun 2003 tentang Masa Depan Tenaga Nuklir dikatakan bahwa “dalam rangka memberi kontribusi yang berarti untuk mengurangi perubahan iklim global, dunia perlu membangun instalasi tenaga nuklir dengan total kapasitas setidaknya satu terawatt [1000 gigawatt] pada tahun 2050."

Dalam studi lebih lanjut, MIT mengatakan, "Sejak 2003, penggunaan listrik untuk mobil listrik dan plug-in hybrids untuk menggantikan motor bensin meningkat, artinya keinginan penggunaan teknologi penghasil listrik bebas karbon menempati prioritas yang lebih tinggi." Ditambahkan, "Berkaitan dengan ketenaga nukliran, walaupun terdapat beberapa kemajuan sejak tahun 2003, namun pertumbuhan tersebut berjalan lambat baik di Amerika Serikat maupun global, menurut skenario penelitian pada laporan tahun 2003."

MIT mencatat, "Walaupun keinginan untuk membangun instalasi baru telah banyak diumumkan ke publik, hanya sedikit perusahaan di luar Asia yang berkomitmen, khususnya Cina, India, dan Korea, untuk segera membangun proyek-proyek nuklir saat ini. Dalam catatan tersebut juga dinyatakan, bahkan jika semua rencana untuk membangunan pembangkit tenaga listrik nuklir yang telah diumumkan ke publik tersebut diwujudkan nyatakan, jumlah keseluruhannya masih jauh dari jumlah yang diperlukan, yaitu sebesar seribu gigawatts pada tahun 2050 untuk seluruh dunia. "

Hasil studi juga menyatakan bahwa, dibandingkan dengan tahun 2003, "motivasi untuk menggunakan tenaga nuklir yang lebih besar, dan pencapaian yang lebih cepat diperlukan untuk memberi peluang lebih luas terhadap penggunaan tenaga nuklir berperan menjawab tantangan pemanasan global." Ditambahkan pula "jika pemenuhan ini tidak dilakukan, pilihan untuk menggunakan tenaga nuklir sebagai pilihan tepat waktu dan praktis bagi upaya mitigasi risiko perubahan iklim akan kehilangan maknanya."

World Nuclear News, MIT, 21 Mei 2009
Read More...

Sabtu, 23 Mei 2009

Nuclear dan Lingkungan

Dalam satu pertemuan konsultasi (Consultancy Meeting) tentang Country Nuclear Profile Power Plant saya melempar diskusi selingan dengan seorang peserta bahwa dampak pemanasan global akan semakin berbahaya bila tidak dikontrol dari sekarang. Permukaan air laut akan naik seiring dengan memanasnya bumi akibat terperangkapnya panas oleh lapisan CO2. Akibatnya akan banyak wilayah yang tergenang air dan akan terjadi migrasi besar-besaran dari wilayah yang berlokasi rendah (dekat dengan permukaan laut) ke wilayah yang berlokasi jauh di atas permukaan laut. Saat ini untuk pindah dari satu wilayah otonomi ke wilayah otonomi lain belum tentu mudah dilakukan, apalagi untuk masuk dari satu negara ke negara orang lain. Peraturan mendapatkan visa saat ini sudah lebih sulit. Bila oleh pemanasan global dibiarkan terus menerus terjadi dan permukaan air laut semakin naik maka mau tidak mau kejadian yang diperkirakan tadi akan benar-benar terjadi dan migrasi secara paksa akan berlangsung. Dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi. Inilah saatnya orang kembali berpikir untuk memanfaatkan teknologi nuklir lebih luas lagi sebagai sumber energi yang ramah lingkungan, karena secara teknis Reaktor Nuklir tidak mengeluarkan CO2. Ajakan ini memang menimbulkan perdebatan seru kembali, namun biarlah waktu yang menguji benarkah Nuklir dapat bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia? Clip yang ditayangkan disini menunjukkanpendapat salah seorang pendiri Green Peace tentang Nuclear Power . Read More...

Nuklir untuk Energi

Tidak banyak orang tahu bahwa di tempat ini teknologi nuklir dibicarakan sebagai salah satu sumber energi. Tempat ini disebut International Atomic Energy Agency (IAEA). Sejak tanggal 27 April 2009 yang lalu kami bertugas sebagai Cost Free Expert, artinya sebagai Negara Anggota(Member States) yang bergabung dengan IAEA maka Indonesia wajib menyumbang baik dalam bentuk iuran Tahunan maupun tenaga ahli untuk keperluan project tertentu. Beberapa tenaga inspektur safeguard (pengawas bahan nuklir internasional) dari Indonesia dalam hal ini dari BATAN sudah banyak yang bertugas disini.Tidaklah berlebihan saya katakan bahwa ditengah banyaknya tantangan menolak pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir masih terdapat cukup banyak orang yang tetap konsisten dengan keyakinannya bahwa Energi Nuklir memang salah satu sumber energi yang dapat diandalkan secara ekonomi maupun keramahan lingkungannya. Khusus dalam Divisi Energi Nuklir(Nuclear Energy Division) dibahas masalah Nuclear Power Energy dan Nuclear Power Technology development. Dan saya bertugas di kedua Section ini dan terlibat dalam kegiatan evaluasi infrastruktur pembangkit listrik tenaga nuklir, assessment innovative nuclear reactor and fuel cycle sekaligus memperdalam pengetahuan teknology nuklir terkait innovative nuclear reactor. Pengalaman bekerja dengan berbagai ahli dari berbagai negara semakin meyakinkan saya akan tingkat keselamatan, ekonomi dan keramah lingkungan PLTN. Selamat mengikuti perkembangan selanjutnya Read More...

Senin, 18 Mei 2009

A Letter to My Daughter

A Letter to My Daughter

The long distance phone birthday music you played during my birthday was so touching
I knew your Mom asked you to do it, because of her love of me during my birthday
I know that you obey your Mom because you also love me as much I love you
Now I realize that the world is so closed between Austria and Indonesia
Between your heart and my heartMy daughter,
When you grow up, please tell people that with love people can be united
With love people can feel so closed.

We all have only one lovely world,
Why some people are still do not care about the environment where they live,
Why they fire the forest wildly
Why they through garbage to the river,

My daughter,
In my dream, the world should be a place where everybody could feel the sense of spoiled,
peace, and
prosperous.

But now, I am afraid that
There will be some crisis coming if people do not manage their population
There will be some disaster on production when people do not control their energy,
There will be some catastrophes coming when people do not aware of the declining of the natural resources day by day,
Beside, in the other side of the world
There are also war, fighting, blaming, dominating one to each other
How the world would be if the love could not be united by love
As you, your brothers and Mom send me Love during my Birthday
Love can make you happy
Love can make you powerful
And love can make the world being a place of spoiled
Thank you my little daughter for your love.
May 11, 2009
Read More...

Jumat, 13 Februari 2009

PENILAIAN RISIKO LINGKUNGAN

KARAKTERISTIK PENERIMA

1. Defenisi

Penerima atau reseptor adalah suatu komponen ekosistem yang/atau kemungkinan mendapatkan pengaruh yang merugikan oleh adanya polutan atau stessor lainnya pada lokasi yang terkontaminasi. Reseptor dapat terdiri dari komponen biotik atau abiotik (misalnya udara atau kualitas air). Dalam hal ini, manusia tidak dipertimbangkan sebagai reseptor ekologis.
Untuk kemudahan maka penggunaan standar baku umumnya dipakai untuk mengkarakteristikan reseptor pada lokasi tertentu. Akan tetapi dengan adanya keragaman alami sistem lingkungan tidak memungkinkan hal itu dilakukan, dan oleh karenanya karakterisasi reseptor sangat tergantung pada penetapan ahli mencakup kompleksitas ekologis spesifik lokasi Umumnya, fokus utama dari karakterisasi reseptor adalah populasi indigenus dari sumber daya seperti hewan dan tanaman. Namun hal lain yang penting juga adalah proses ekosistem alami (misalnya produksi, dekomposisi) yang mungkin dipengaruhi oleh stressor dan pertimbangan- pertimbangan migrasi spesies. Sebagai contoh proses ekosistem alami adalah pengaruh struktur atau fungsi ekosistem yang mempengaruhi kemampuan ekosistem untuk menghasilkan nilai produk bagi manusia (misalnya ikan) atau membentuk fungsi vital seperti perlindungan erosi.
Spesies yang melakukan migrasi, yang hanya melalui wilayah dalam waktu yang singkat, mungkin akan terkonsentrasi pada habitat tertentu, misalnya wilayah burung sepanjang jalur migrasi, wilayah pembiakkan ikan, yang sangat rentan terhadap dampak tingkat populasi. Keberadaan kontaminan pada spesies migrasi tidak dapat digeneralisasikan berasal dari sumber tertentu, jika sumber tersebut tidak menunjukkan tanda khusus. Spesies migrasi yang muda yang diproduksi di dekat wilayah kontaminan adalah lebih rentan dari populasi indegeneous dan konsentasi jaringannya nampaknya merupakan hasil dari sumber-sumber lokal. Namun demikian, kontaminan dapat diturunkan dari induk betina ke anak-anaknya melalui telur dan pengaruh-pengaruh ini juga harus dipertimbangkan.
Berkaitan dengan hal tersebut maka hal-hal yang perlu dalam mengidentifikasi reseptor meliputi hal hal berikut ini:
 Identifikasi tingkat organisasi, misalnya, tingkat individu, populasi, komunitas dan ekositem.
 Evaluasi atribut struktural dan fungsional
 Mempertimbangkan skala spatial dan temporal
 Mempertimbangkan migrasi dan distribusi spesies
 Menjamin bahwa reseptor relevan terhadap evaluasi alternatif pemulihan,
sedangkan karakteristik Habitat meliputi :
 Atribut-atribut fisik dan kimia
 Mempertimbangkan sensitivitas dan kerentanan habitat

2 Karakteristik Habitat
Terdapat dua tujuan utama dalam pengumpulan informasi habitat. Pertama adalah membantu dalam menggambarkan niche spesies untuk populasi yang menjadi perhatian. Kedua, menghasilkan data latar belakang mengenai atribut struktural/fisik dan atribut kimia lingkungan yang mempengaruhi respon biotik terhadap stressor seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Karakteristik struktural dan fisik habitat untuk mengkarakteristik reseptor









Karakteristik struktural atau fisik Contoh
Topografi local dan kofigurasi tiga dimensional dari habitat pada tingkat resikonya Ketinggian, landscape, geografi utama untuk setiap habitat yang neditif terhadap lokasi terkontaminasi
Karakteristik daerah Aliran Sungai Penutupan permukaan, tipe tanah, geologi hidrologi permukaan dan air bawah tanah
Data Iklim dan Klimat Regim temperature,presipitasi
Perubahan fisik habitat Perubahan Anthropogenik
Habitat tertentu yang sensitive Lahan basah yang berpotensi menahan pelepasan kontaminan dalam jangka waktu panjang, lokasi dengan sejarah sensitivitas tertentu (misalnya pembiakan ikan atau wilayah kawin, wilayah sarang burung), habitat yang memiliki arti penting penting ekologis bagi local atau regional (misalnya : lokasi air terjun)


3 Spesies dan Populasi
Cakupan dari sebagian besar penilaian risiko ekologi terbatas pada satu atau beberapa spesies dan umumnya untuk populasi tertentu. Hal ini dilakukan terkait pada pertimbangan kesederhanaan dan kemudahan, ekonomi, dan keterbatasan data karakteristik habitat dan spesies yang tinggal di dalamnya. Oleh karena itu dalam mengkarakterisasi reseptor tidaklah penting untuk membentuk daftar inventaris untuk semua spesies yang ada, tetapi mungkin akan lebih berguna bila fokus diberikan pada spesies yang:
 Berpotensi peka terhadap stressor dari lokasi terkontaminasi
 Dipandang oleh pemerintah pusat atau daerah sebagai spesies yang terancam dilindungi.
 Migrasi (burung dan ikan), dimana proporsi populasi yang signifikan terkonsentrasi pada lokasi yang terkontaminasi selama periode tertentu.
 Dominan dalam komunitas biologis lokal atau berfungsi sebagai spesies kunci didalam ekosistem yang berdekatan
 Dipandang sebagai indikator baik
 Nilai estetik atau nilai dari populasi masyarakat
 Arti penting untuk rekreasional dan komersial
Table 2 menunjukkan contoh-contoh karakterisasi atribut sturktural dan fungsional untuk spesies dan populasi yang berguna dalam mengkarakterasi reseptor.

Tabel 2 Atribut struktural dan fungsional dari populasi dan spesies untuk mengkarakteristikkan reseptor






Atribut struktural / Fungsional Contoh
Atribut struktural
 Daftar spesies yang ditemukan pada atau di sekitar lokasi yang terkontaminasi.
 Keberadaan spesies-spesies yang terancam dan dilindungi
 Keberadaan spesies-spesies yang toleran
 Spesies-spesies yang secara historis tidak ada di lokasi tetapi sekarang tidak ada lagi
 Spesies-spesies yang secara histories tidak ada dilokasi tetapi sekarang ada dilokasi
 Keseluruhan kepadatan populasi
 Massa individu
 Jumlah dan didistribusi polulasi dalam suatu komunitas
 Struktur kelas umur
 Data sejarah kehidupan
 Proporsi induk betina yang sudah dewasa
 Kesuburan induk betina yang sudah dewasa
 Kemungkinan kumulatif dari kemampuan hidup kematangan umur reproduktif
 Kesehatan individu : tingkat parasitisme atau penyakit, anomaly skeletal dan sebagainya
Atribut Fungsional
 Kebutuhan makanan
 Tingkat pencernaan
 Potensi bioakumulasi
 Kenaikan nilai intrinsic
 Perilaku kemampuan
 Pola aktivitas
 Kebutuhan habitat
 Keragaman alami menurut ruang dan waktu : misalnya apakah pola aktivitas dan kebutuhan habitat bersifat musiman atau memiliki fase yang berbeda untuk siklus hidupnya ?

4. Komunitas dan ekosistem
Jika ekosistem atau komunitas tertentu telah diidentifikasi sebagai titik akhir penilaian, tahap pertama dalam mengkarakteristikannnya adalah menyediakan informasi yang tepat terhadap lokasi dan tipe tertentu. Perangkat yang sesuai untuk mengukur reseptor adalah bervariasi menurut kondisi ekositem, apakah hutan, padang rumput, lahan basah dan sebagainya. Tak satupun parameter ini yang mudah diukur, sehingga sebelum melakukan pemilihan untuk kuantifikasi, harus didesain terlebih dahulu program yang memandu pengumpulan data dan analisisnya, didukung oleh kebutuhan data yang berbeda. Karakteristik struktural dan fungsional dari komunitas dan/atau ekosistem akan sangat berguna dalam mengkarakteristikkan reseptor ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Atribut struktural dan fungsional dari ekosistem dan komunitas untuk karakterisasi reseptor







Atribut struktural / Fungsional Contoh
Atribut structural
 Keragaman hayati
 Biomass (oleh tingkat topic)
 Kelimpahan relatif
 Dominasi
 Fungsi fungsional
 Keberadaan tahap suksesional
 Keterkaitan topic
Atribut fungsional
 Produksi utama
 Respirasi
 Dekomposisi
 Siklus
 Data kenyal
Arti penting lokal dan regional Frekuensi kejadian ekosistem tipe tertentu

5. Karakterisasi kualitatif
Tujuan utama dari screening pendahuluan adalah untuk menyederhanakan tugas dalam mengkarakteristikkan reseptor dengan membatasi pertimbangan terhadap habitat dan spesies yang paling dipengaruhi oleh stressor yang terkait dengan lokasi terkontamonasi. Habitat reseptor yang potensial dan komponen ekosistem, seperti individu, polulasi atau komunitas, diidentifikasikan melalui proses yang mencakup perimbangan-perimbangan spasial temporal yang overlaping antara stressor dari lokasi yang terkontaminasi dan komponen yang terkait dan ekosistem terdekat. Screening pendahuluan umumnya digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi data dan informasi yang tersedia, peninjau lapang dan evaluasi kualitatif dari pengaruh yang potensial. Selama screening, harus dilakukan usaha untuk mengkatalogkan semua reseptor yang penting dan sensitive di dekat lokasi yang terkontaminasi.
Jika ekosistem dan populasi yang rentan dan prosesnya telah diidentifikasi, maka dapat digambarkan sebagai hipotesis dampak yang terstruktur. Salah satu tujuan dari hipotesis adalah ini adalah secara jelas menunjukkan keterkaitan antara stressor dari lokasi yang terkontaminasi dan perubahan reseptor. Proses dalam membentuk hipotesis ini membantu dalam memilih atau memperbaiki titik akhir dalam melakukan Penilaian Risiko Ekologi.

6 Karakterisasi Kuantitatif
Karakterasasi reseptor kuantitatif memerlukan pengambilan contoh lapangan, dan program pengambilan contoh ini harus didesain untuk menghasilkan data yang memiliki kualitas dan ketepatan yang mencukupi yang sesuai dengan jenis analisis data dan interprestasinya. Sebelum pekerjaan lapang dimulai, jaminan kualitas dan program control kualitas harus dibuat sebagai panduan pengumpulan sampel dan analisisnya.
Meskipun aturan penilaian risiko ekologi sangat komprehensif tetapi tidak akan banyak bernilai jika prosedurnya yang kompleks atau kebutuhan datanya yang besar tidak dapat dijalankan. Kompleksitas dari sebagian besar ekosistem adalah menjadi penghambat yang efektif dalam membuat metode yang sangat sederhana dalam mengkarakteristikkan reseptor, baik sebagai ekosistem atau spesies ekosistem atau spesies individual. Pendekatan yang tepat terhadap karakterisasi reseptor untuk kisaran spesies dan komunitas yang lebih luas dengan wilayah studi yang lebih besar akan menghasilkan penilaian pengukuran titik akhir kuantitatif yang lebih akurat.
Read More...

Penilaian Risiko Lingkungan

PERUMUSAN MASALAH DALAM
ANALISIS DAN PENILAIAN RISIKO LINGKUNGAN

Tahapan perumusan masalah adalah tahap yang paling penting dalam proses penilaian risiko lingkungan karena mendefenisikan lingkup dan fokus bagaimana pengambilan contoh dilakukan dan analisisnya. Perencanaan yang sistematis membantu kita untuk mengidentifikasi faktor utama yang perlu diperhatikan. Dalam praktiknya baik penilai risiko dan manajer risiko harus terlibat sehingga konsensus dicapai dengan merujuk pada hasil identifikasi atau perumusan masalah (mengapa diperlukan penilaian risiko) dan membentuk tujuan sasaran, goal dan prioritas penilaian risiko. Dalam melakukan penilaian risiko dapat dilakukan dalam tiga tahapan pendekatan yaitu tahapan screening, tahapan pendahuluan dan tahapan detil dimana masing-masing melibatkan tingkat keperluan data yang berbeda namun berkelanjutan. Berikut ini diuraikan prinsip-prinsip pengambilan contoh untuk masing-masing tahap tersebut.

1. Prinsip-prinsip pengambilan contoh dalam penilaian tahap screening
Dapat dikatakan penilaian screening adalah penilaian di atas meja dan umumnya tidak memerlukan sampling. Namun, peninjauan visual pada lokasi adalah diperlukan untuk mendapatkan kedekatan feeling untuk lokasi.
Dalam penilaian screening, data yang sudah tersedia akan dievaluasi dan ditetapkan apakah mewakili lokasi atau tidak. Kualitas data akan mempengaruhi derajat ketidakpastian pada estimasi resiko dan memberikan dasar-dasar pertimbangan untuk memproses penilaian resiko ekologis secara kuantitatif. Sebagai contohnya, jika pengambilan contoh sudah difokuskan pada satu titik lokasi, maka informasi mengenai distribusi spasial mungkin akan terbatas. Pengembangan terhadap permasalahan ini akan di atasi pada penilaian risiko ekologis tahap pendahuluan, dimana sampel yang representatif diperlukan
Penilaian dampak tidak akan dapat diidentifikasi sampai dilakukannya penetapan mengenai jenis dan tingkat perubahan pada parameter lingkungan. Ada tidaknya perbedaan yang nyata dalam lingkungan akan berpengaruh dalam penilaian dan yang terpenting adalah bagaimana konsekuensi ekologisnya. Oleh kerena itu, informasi statistik harus dilakukan secara ilmiah dan terfokus pada lokasi yang spesifik
Perubahan yang berarti pada titik akhir pengukuran dapat ditetapkan dengan membandingkan wilayah dampak pada kondisi alaminya. Untuk lokasi yang terkontaminasi, data dasar biasanya tidak ada, sehingga lokasi referensi diperlukan. Wilayah referensi adalah wilayah yang sedapat mungkin sama tetapi tanpa dampak polusi. Walaupun dalam hal ini perbandingan statistik tidak dapat dilakukan, namun perbandingan terhadap data referensi dilakukan secara kualitatif. Secara ideal data historis yang diperlukan mencakup: (1) kondisi dasar sebelum suatu lokasi terkena dampak polusi, (2) pengukuran parameter pada wilayah yang diduga terkena dampak, dan (3) data referensi.

2 Prinsip-prinsip pengambilan contoh dalam penilaian tahap pendahuluan
Pada tahap pendahuluan penilaian risiko ekologis adalah menentukan tipe pengambilan contoh dan tingkat usaha yang diperlukan. Perencanaan sebaiknya mencakup penyusunan pertanyaan-pertanyaan yang dapat diuji atau hipotesis. Hipotesis adalah perbaikan lebih lanjut dari pertanyaan-pertanyaan yang mencakup informasi kriteria (misalnya suatu pengukuran dampak biologis) dan variable predictor (misalnya pengukur dampak intensitas). Hipotesis sebaiknya menggambarkan jawaban paling sederhana dari pernyataan pertanyaan sehingga dapat diuji dan mungkin juga dapat membuktikan kesalahan, seperti halnya dengan hipotesis nol, H0.
Jika pertanyaan dan hipotesis telah dibuat, informasi yang didapatkan dari penilaian screening akan membantu dalam memilih parameter, metodelogi dan desain teknik sampling yang sesuai untuk penilaian tahap pendahuluan. Rancangan pengambilan contoh yang paling efektif adalah yang terstuktur menurut pola dominan keragaman data, yang dapat bersifat musiman, terkait dengan arus, spatial dan sebagainya. Stratifikasi ini akan menghilang keragaman alami yang dominan dan penetapan pengaruh yang terkait dengan kontaminan dapat dilakukan secara efektif. Idealnya, data penilaian screening akan menentukan skema stratifikasi awal, baik spatial maupun temporal, untuk tahap penilaian pendahuluan.
Pemahaman keragaman juga merupakan kunci dalam menetapkan seberapa besar sample yang diperlukan agar dapat mewakili variable. Tanpa mengetahui keragaman parameter, adalah tidak mungkin untuk menetapkan seberapa banyak sample yang diperlukan untuk mengkarakteristikannya. ERA kuantitatifnya harus mengkarakteristikannya secara tepat keragaman dari perameter kunci.

3. Prinsip-prinsip pengambilan contoh dalam penilaian tahap detail
Pengambilan contoh (sample) untuk penilaian tahap detail difokuskan pada kesenjangan data. Jika ditetapkan bahwa keragaman temporal adalah kontributor utama untuk ketidakpastian, maka rancangan program harus mencakup musim-musim yang kritikal. Pengambilan contoh penilaian tahap detail ini memerlukan tahapan yang sama dengan tahap sebelumnya yaitu mencakup hipotesis yang dapat diuji, stratifikasi sampling dan inklusi lokasi referensi sampling.
Read More...

Kamis, 12 Februari 2009

ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN

APAKAH RISIKO?

Risiko secara harafiah dapat diartikan sebagai dampak buruk atau negatif dari suatu tindakan manusia ataupun alam. Pemahaman tentang adanya risiko ini dapat membuat seseorang melakukan pertimbangan yang lebih hati-hati dalam bertindak atau berbuat, dengan demikian orang tersebut akan memiliki kemungkinan tingkat selamat yang lebih tinggi dari pada orang yang tidak memikirkan tentang risiko sebelum dia bertindak. Berbagai bentuk risiko dapat saja terjadi seperti risiko politik atau risiko legal, risiko teknologi, risiko lingkungan, risiko finansial dan lain-lain sebagainya.
Usaha untuk menganalisis berapa besar kemungkinan risiko yang akan terjadi pada suatu kegiatan manusia disebut sebagai Analisis Risiko, sedangkan usaha yang dilakukan untuk mengurangi risiko sering disebut sebagai Manajemen Risiko.
Analisis risiko dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Langkah kualitatif ditandai dengan analisis tentang penyebab kejadian dari awal hingga terjadinya suatu kecelakaan, sedangan langkah kuantitatif dilakukan dengan menghitung kemungkinan terjadinya suatu risiko. Pembahasan dalam tulisan ini dikhususkan untuk analisis risiko secara kuantitatif.
Per defenisi, risiko adalah hasil perkalian antara frekuensi terjadinya suatu kecelakaan dengan konsekuensi atau dampak suatu kecelakaan, yang secara umum dirumuskan sebagai:

Risiko = Frekuensi kejadian kecelakaan atau bencana x dampak

Dari rumusan ini dapat digambarkan suatu kondisi dimana risiko menjadi besar bila frekuensi kejadian kecelakaannya besar dan dampaknya besar dan risiko menjadi kecil bila frekuensi kejadian kecil dan dampaknya kecil, namun terdapat sisi dimana terjadi frekuensi besar tetapi dampak kecil atau sebaliknya frekuensi kecil tetapi dampak besar. Oleh karena itu pernyataan risiko banyak ditunjukkan dalam bentuk 4 zona seperti Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Zona Besaran Risiko










Kejadian dengan frekuensi yang besar tetapi dampak kecil
Tindakah yang diperlukan adalah memperkecil frekuensi kejadian
Kejadian dengan frekuensi yang besar tetapi dampak besar
(zona resiko terbesar)Tindakan yang dilakukan dengan mereduksi
frekuensi kejadian dan memperkecil dampak
Kejadian dengan frekuensi yang kecil tetapi dampak kecil (Zona risiko terkecil) Tindakan yang dilakukan tidak ada Kejadian dengan frekuensi yang tetapi dampak besar Tindakan yang dilakukan dengan memperkecil dampak

RISIKO LINGKUNGAN

Lingkungan merupakan subjek yang paling banyak mengalami risiko baik oleh akibat kondisi alam maupun oleh tindakan manusia seperti adanya pelepasan zat berbahaya ke lingkungan, penebangan hutan dan lain-lain. Sesuai dengan defenisinya maka risiko lingkungan merupakan perkalian frekuensi kejadian kecelakaan dengan dampak lingkungannya. Artinya besaran risiko lingkungan menunjukkan tingkat dampak dari sesuatu tindakan manusia atau alam terhadap lingkungan, baik terhadap manusia itu sendiri maupun terhadap ekologi.
Berbagai perbuatan manusia yang mungkin menimbulkan risiko atau kerugian terhadap manusia dan lingkungan antara lain, pembangunan suatu pabrik, pengoperasian pabrik yang mengeluarkan bahan pencemar, penebangan hutan, kebakaran hutan, dan lain-lain. Untuk melindungi masyarakat dari risiko suatu pendirian instalasi pabrik atau pembangunan infrastruktur maka kepada pemilik instalasi sebelum diberikan ijin pembangunan terlebih dahulu harus dapat membuktikan bahwa pembangunan tersebut tidak memberi dampak lingkungan terhadap masyarakat sekitar dan dalam kondisi yang tidak dapat dihindari, yaitu bila terjadi kecelakaan, maka langkah-langkah penanggulangan risiko harus sudah dipersiapkan. Usaha pembuktian ini secara formal dilakukan dengan membuat Analisis Menggenai Dampak Lingkungan.
Dalam posting berikut ini penulis mencoba menguraikan langkah-langkah yang lazim dilakukan dalam analisis risiko lingkungan yaitu (1) perumusan masalah, (2) penilaian dampak, (3) penilaian eksposure, (4) karakteristik risiko, dan analisis ketidak pastian.
Read More...

Kamis, 29 Januari 2009

ABSTRAK MAKALAH

ANALISIS STATISTIK SPASIAL PERTUMBUHAN PENDUDUK
DI LOKASI SEKITAR CALON TAPAK PLTN
UJUNG LEMAHABANG KABUPATEN JEPARA
Jupiter Sitorus Pane*
ABSTRAK
ANALISIS STATISTIK SPASIAL PERTUMBUHAN PENDUDUK DI LOKASI SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG KABUPATEN JEPARA.
Sebagai komponen penerima dalam analisis risiko lingkungan, analisis pertumbuhan penduduk sangat diperlukan untuk dapat memperkirakan besar dan langkah mitigasi dampak bila terjadi pelepasan bahan berbahaya. Dalam makalah ini diuraikan metode statistika dalam memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk secara spasial dan prediksinya untuk masa yang akan datang. Hasil analisis dengan menggunakan Analisis Regresi Ganda dan Komponen Analisis Utama (Principal Component Analysis) diketahui faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk di lokasi sekitar PLTN Ujung Lemahabang yaitu faktor ketersediaan listrik, ketersediaan jalan, terdapatnya Industri kayu/mebel, waktu, ke tinggian lokasi
dari permukaan laut, jarak dari Demak, sumber penghasilan tani, sumber penghasilan tambang ketersedian industri pertambangan, dengan koefisien determinan mencapai 94,6% atau 95%. Hasil prediksi menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk pada tahun 2016, 2036, dan 2056 adalah sebesar 3.876.371, 5.815.101, dan 7.753.831 jiwa.
ABSTRACT
SPATIAL STATISTIC ANALYSIS ON POPULATION GROWTH AT SURROUND CANDIDATE LOCATION OF NPP UJUNG LEMAHABANG, KABUPATEN JEPARA. As a receptor component of environment risk analysis, population growt h analysis is needed to estimate magnitude as well as mitigation impact of hazard source release. This paper describe statistical method to predict factors that influence population growth spatially and its growth for future. Analysis result using Multiple Regression Analysis and Principal Component Analysis shown that availability of electrical, road, furniture industry, time, level of land, distance from Demak, agribisnis, mining influence the growth of population with determinan coeficient of 94,6% or 95%. The estimation of population at 2016, 2036, and 2056 are 3.876.371, 5.815.101, dan 7.753.831 persons.
. Read More...

Rabu, 28 Januari 2009

ABSTRACT CLIMATE CHANGES

OVERVIEW OF CLIMATE CHANGES AND WATER RELATED PROBLEMS IN INDONESIA[1]
By: A. Hafied A. Gany[2]
gany@hafied.org; hafiedgany@gmail.com

ABSTRACT

Despite that the climate change (CC) has already been exposed by many countries in the world, however, Indonesia has only been acquainted with the short term observation only to some research institutes, universities and other related agencies. Till today there are still many parties that are yet pay attention to the occurrence of CC, even many community members who are still considered the CC as a garbage story that could not possibly taken place and affecting the livelihood and environment. In most cases, for those who aware of the CC in Indonesia, it is only concerning with rapid deforestation, forest fires, degraded peatlands, and diminishing carbon ‘sinks’ – as also believed by many scientists as a major contributor to global warming (GW). This postulation is not wrong at all, but it is only about part of the CC circumstances. In facts, Indonesian as the archipelago country will also be the major victims of the CC. Therefore, if we do not immediately get used to this newly CC’s induced environment we would suffer from the immediate consequences. For instance, the increasing uncertainty of water has been suspected by many researchers and practitioners as due to the impacts of Global Changes (GC), which was initially trigged by the continuous effect of CC. In an attempt to give thoughts to the nature of CC and water related problems as well as the subsequent “mitigation” or “adaptation” strategies of the GC to the continuous effects, in general, and to water related problems, one should initially know about the nature of GC in connection with climate system and their implications, as well as the subsequent alternative measures to resolve the underlying constraints and problems.
This paper discusses the nature of GC and it’s associated, human caused GC, CC’s implications, theoretical and empirical perspectives, as well as evidences of their adverse impacts and the way forward to “mitigate” or “adapt” the related impacts. Some alternative measures in terms of “mitigation” and “adaptation” strategies are outlined in this paper giving some perspective on immediate targets for actions. It is evident from the concluding remarks that the CC with its relationship to the adverse impacts in Indonesia are far more complicated than one’s ever had in mind before. So, we mutually have to do things right now, to deal with the GCs and the CC’s related circumstance for saving our environment in particular and other global consequences in general.
Keywords: Climate Change, Water Related Problems, Indonesia

This paper has been prepared by A. Hafied A. Gany, Ph.D., P.Eng., for Seminar on Climate Change Adaptation in Water Resources Development and Management., conducted by JICA and River Bureau of Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT), Japan in Cooperation with Directorate General of Water Resources, Ministry of Public Works, Indonesia, Jakarta 28 January, 2009.
Mr. A. Hafied A. Gany, Ph.D., P.Eng, is the Vice President of International Commission on Irrigation and Drainage (ICID); and senior HRD advisor to the Ministry of Public Works, Republic of Indonesia on Water Resources and Irrigation Development and Management. gany@hafied.org.
Read More...

Kamis, 22 Januari 2009

KRITERIA PEMILIHAN TAPAK PLTN


SEKEDAR INFO TENTANG PEMILIHAN TAPAK
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

Pemilihan lokasi pendirian PLTN merupakan langkah awal yang paling penting dalam pembangunan suatu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Berikut ini adalah sekedar info tentang kriteria pemilihan lokasi tapak PLTN.

1. Kemampuan Mendukung Sistem Pendinginan
Tapak yang akan dijadikan tempat pembangunan PLTN harus memiliki kapasitas yang dapat mendukung berbagai tipe sistem pendingin yang akan digunakan. Beberapa tipe pendinginan yang banyak digunakan antara lain: reservoir, pembuangan langsung, menara pendingin, penggunaan air tanah, air permukaan, danau atau sungai. Tiap sistem dan tipe pendingin mensyaratkan kondisi tanah, kondisi lingkungan dan faktor lainnya. Hasil akhirnya adalah jenis tapak yang dapat mendukung sistem pendingin yang akan dibangun.

2. Kedekatan Dengan Pusat Beban
Secara ideal, instalasi PLTN dibangun di lokasi yang dekat dengan tapak yang membutuhkan beban listrik terbanyak. Suatu lokasi penghasil listrik dikatakan handal bila dapat mengurangi ketergantungan pada jalur transmisi yang panjang. Jalur yang panjang berpotensi terkena kecelakaan baik yang berasal dari alam atau perbuatan manusia. Tiap lokasi penghasil listrik diharapkan memiliki pasokan dayanya masing-masing sehingga jika kecelakaan terjadi tidak akan memadamkan keseluruhan sistem. Disamping itu dari segi biaya, pengadaan peralatan dan konstruksi akan memerlukan biaya yang sangat tinggi. Dari sisi transmisi, jalur yang panjang dapat menyebabkan kehilangan daya sampai ke tujuan.

3. Ketersediaan Lahan
Ketersediaan lahan yang cukup merupakan syarat yang harus dipenuhi dengan memperhatikan tipe instalasi daya yang akan dibangun, baik ukuran, jumlah unit, sistem transmisi serta pendinginnya. Dari segi kepemilikan lahan disarankan agar lahan dimiliki oleh beberapa orang sehingga tidak mudah di akusisi.

4. Penggunaan Sumber Daya
Instalasi daya dalam operasinya akan menggunakan sumber daya air dan tanah walaupun dalam penggunaannya tidak benar-benar menghabiskan secara penuh untuk kebutuhan operasi. Pemakaian air lebih cendrung berbentuk pengubahan menjadi bahan kimia, bahan terlarut, atau melalui penguapan.

Instalasi daya menggunakan tanah untuk waktu yang relatif lama, walaupun demikian jumlah tanah tersebut dapat dianggap konstan. Namun, instalasi ini dapat merusak kualitas tertentu dari lahan secara permanen, misalnya tanah yang dikhususkan untuk penyelamatan lingkungan.

5. Akses Transportasi
Saat membangunan instalasi PLTN berbagai peralatan berat, personil, dan pasokan bahan bakar harus dikirim ke lapangan. Untuk ini dituntut tersedianya sistem transportasi yang teratur dan handal, sehingga biaya operasional instalasi tidak mengalami kesulitan besar. Ketersediaan transportasi kereta, highway, dan air sangat memainkan peran besar untuk mendapatkan angkutan murah pasokan bahan bakar suatu instalasi. Transportasi air dan kereta juga penting untuk transportasi bahan bakar fosil, walaupun jalur pipa dapat menggantikan kedua metode transportasi bahan bakar ini. Untuk angkutan jalur air memerlukan akses pelabuhan.

6. Kesesuaian Kondisi Fondasi Tanah
Instalasi PLTN dan peralatan pendukung lainnya harus dibangun pada lahan dengan fondasi yang tidak hanya dapat mendukung beban dan kondisi geologi normal, tetapi juga, khusus pada PLTN, pada kondisi tidak normal dan gempa yang besar.

7. Biaya Sambungan Transmisi
Daya listrik yang dihasilkan harus dapat mencapai pusat beban dan didistribusikan ke masing-masing konsumen. Agar instalasi baru dapat dihubungkan ke sistem daya listrik yang ada, instalasi harus dihubungkan dengan sistem transmisi yang sudah ada. Karena tingginya biaya peralatan tegangan tinggi dan transmisi langsung, maka instalasi PLTN harus diletakkan pada lokasi sedekat mungkin dengan koridor sistem tegangan tinggi yang sudah ada. Tidak dapat dihindari perlunya sambungan transmisi, akan tetapi pertimbangan biaya memaksa bahwa sambungan tersebut tidak memiliki panjang yang berlebihan.

8. Dampak Lingkungan
Suatu instalasi PLTN memiliki potensi mempengaruhi dampak lingkungan dalam beberapa bentuk. Beberapa dari dampak ini bersifat sementara dan kecil perannya dibanding dampak saat melakukan konstruksi. Dampak lain bisa saja agak serius bila tidak ada langkah perlindungan yang dibuat, seperti pada kasus dampak kualitas air dan udara terhadap lingkungan biologi. Disamping itu ada dampak lain yang tidak dapat disentuh yaitu dampak kebisingan dan estetika.
Dampak yang berkaitan dengan operasi instalasi PLTN adalah dampak lingkungan oleh jalur transmisi dan pengiriman bahan bakar. Dampak ini mulai menjadi penting sejalan dengan peningkatan permintaan energi yang menyebabkan semakin besarnya kapasitas suatu instalasi dan tapak pembangunannya. Oleh karena itu pada pembangunan PLTN analisis dampak lingkungan merupakan faktor kunci diberikannya ijin pembangunan PLTN atau tidak

9. Proses Pasokan Air
Tiap instalasi PLTN harus memiliki akses ke pasokan air dengan keandalan dan kualitas tinggi untuk penambahan air pendidihan, penggunaan domestik dan pribadi.

10. Kerapatan Penduduk
Tuntutan lokasi PLTN dekat dengan pusat beban akan berkaitan erat kerapatan penduduk. Umumnya lokasi pusat beban adalah juga lokasi pusat penduduk, dengan demikian penentuan kerapatan penduduk yang boleh ada disekitar PLTN menjadi pertimbangan penting dalam menentukan suatu tapak instalasi. Tidak disarankan ada populasi yang langsung bersebelahan dengan PLTN atau keberadaan industri besar lainnya dekat tapak. Untuk menghindari ini maka pada PLTN ditetapkan suatu zona yang sering disebut sebagai “zona ekslusif.” Zona ini berada dalam penguasaan penguasa PLTN dan tidak boleh penduduk bertempat tinggal disana. Zona ini berkisar pada radius lebih kurang 1 mil dari instalasi tergantung pada jenis PLTN dan kondisi meteorologi tapak. Dalam perencanaan harus memperhatikan masalah yang akan muncul setelah instalasi di bangun jika terjadi pertambahan banyak penduduk di sekitar instalasi setelah reaktor beroperasi.

11. Dampak Sosio-Ekonomi
Masa pembangunan dan operasai suatu instansi PLTN juga memberi dampak yang terhadap kondisi sosio-ekonomi di sekitar wilayah. Jika instalasi yang akan dibangun relatif terisolasi, secara ekonomi adalah kawasan yang belum berkembang dan berpenduduk sedikit, instalasi tersebut akan akan mempunyai pengaruh penting terhadap ekonomi kawasan, tingkat pelayanan pemerintah, struktur sosial, aktivitas dan kualitas hidup. Tetapi bila dibangun wilayah relatif dekat dengan pusat aktivitas ekonomi, potensi dampak sosial ekonomi kurang penting.
Selama masa konstruksi dan operasi, pembangunan akan menarik pekerja-pekerja ke dengan bayaran mahal ke wilayahnya. Akan tetapi kebanyakan tenaga kerja berikut bayarannya akan pergi meninggalkan wilayah area setelah selesai konstruksi.

Kehadiran fasilitas PLTN akan merupakan penambahan pajak bagi pemerintah lokal. Biaya dari barang-barang yang terkena pajak akan seimbang dengan meningkatnya permintaan layanan pemerintah seperti air, kesehatan, polisi, dan jalan.

Dimensi lain berkaitan dengan aktivitas komersial menstimulasi pertumbuhan bank, toko retail, services, dan aktivitas lainnya untuk melayani kebutuhan baik pekerja konstruksi, staff operasional, Tergantung pada perilaku sosio-ekonomi suatu wilayah, suatu instalasi PLTN mempunyai dampak yang mungkin lebih atau kurang dari yang diinginkan.

12. Kompatibilitas Sistem
Penerimaan terhadap suatu tapak PLTN bukanlah hasil dari satu kumpulan faktor dan kondisi alternatif. Berbagai tipe tapak PLTN yang ada saat ini memiliki keuntungan dan kerugiannya akan kehadiran PLTN.
Perencanaan sistem pada prinsipnya diperlukan untuk mampu memberikan tingkat keandalan, keselamatan, dan efisiensi dengan tidak menggantungkan diri pada satu tipe PLTN. Dengan demikian, tapak PLTN tidak dapat dikatakan merupakan satu kesatuan terpisah dari keseluruhan system di dalam mana ia berfungsi. Dengan menjalankan proses pemilihan tapak berdasarkan kriteria di atas dapat dihasilkan sistem daya listrik yang kuat oleh karena telah mempertimbangkan keseimbangan dan diversifikasi dari berbagai tipe teknologi, berbagai tipe kawasan untuk lokasi yang berbeda tergantung pada pusat beban dan jalur transmisi.

Disamping suatu tapak dipilih untuk tujuan penerimaan saja, suatu tapak juga dipilih untuk memenuhi kebutuhan daya listrik saat ini.

13. Penutup
Dalam rangka menuju PLTN pertama di Indonesia, BATAN atau Badan Tenaga Nuklir Nasional telah melakukan studi tapak yang telah dituangkan dalam berbagai laporan. Bila pembaca memerlukannya kami dapat membantu menyediakkannya.
Read More...

Ceramah Ilmiah Prof. Takao IIda

Berikut kami sampaikan topik-topik ceramah ilmiah Prof. Takao IIDA, dari Nagoya University yang diadakan pada Hari Kamis, tanggal 15 Januari 2009 di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) BATAN dari pk 09.30 – 12.00. Profesor Takao IIDA adalah ahli proteksi radiasi, khususnya mengenai system proteksi radiasi lingkungan (radon, plutonium, dan lain-lain. Bila anda tertarik dengan materi presentasi atau memerlukannya kami dapat membantu untuk memperolehnya. Salam.

1. Vertical profiles of 222Rn concentrations in the upper atmosphere
○ Objects 
  1. Radon behavior in the upper atmosphere         
  2. Tracer as air pollution                      
  3. Transport mechanism by clouds

○ Required characteristics for measuring method   
  1. Measurable less than 0.1 Bq m-3 accurately        
  2. Low background counting                    
  3. Air sampling                             
  4. Can vacuum in the monitor5. Easy acquisition of data  
  5. Easy acquisition of data  

2. Behavior of tritium in the environment Tracer for water(H2O)
1.Origin of tritium in the environment
2.Time variations of tritium concentration in rainfall
3.Time variations of tritium concentration in atmospheric water vapor
4.Long range transport of tritium in atmospheric water vapor
5.Measurements of atmospheric HTO, HT, CH3T
6.Measurement of tritium flux from the ground surface
7.Removal of atmospheric tritium due to rainfall

3. Behavior of atmospheric methane and CO in the environment
1.Contribution of greenhouse effect gas
2.Carbon isotopic ratio of methane from various origin
3.Separation procedure of atmospheric methane
4.Methane concentration and carbon isotopic ratio
5.Separation procedure of atmospheric CO
6.Measurement of atmospheric 14CO concentration   

4. Isotopes in Environmental Science
Purpose
• Development of carbon cycle evaluation method using carbon isotope ratios
• Evaluation environmental behavior of C-14 for radiological dose assessment
• Development of methodology of atmospheric tracer using radon isotopes

Themes

l Study on Carbon Cycle in Forest by Using Isotopic Information
l Study on Atmospheric Transport in East Asian Region Using Radon Isotopes as a Tracer.
Read More...

Rabu, 07 Januari 2009

ABSTRAK DISERTASI

JUPITER SITORUS PANE. Investigating Radiological Impact Release and Land Use Surrounding Nuclear Power Plant Installation for Emergency Preparedness. A Case Study is at Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria, County of Jepara. Under supervision of MUHAMMAD SRI SAENI, BUNASOR SANIM, ERNAN RUSTIADI, AND HUDI HASTOWO.

There are four aims of this study: first, to analyse spatially the distribution of the radionuclide release during an accident of Nuclear Power Plant (NPP) at Ujung Lemahabang; second to analyse consequences of radiological release to people surround NPP within its life time, and third, to analyse population growth and its influence to the radiological consequences, and to analyse the arrangement of site zone for preparing emergency planning in order to minimize the radiological impact. The hypothesis in this study is that through the controlling off-site zone of Nuclear Power Plant and preparing emergency planning since the beginning, people surround NPP could be prevented from serious harmful radiological impact, and let the environment of the NPP in safe condition within the whole life of the installation. The study was carried out through direct observation to the field, Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria, County of Jepara, gathering data from some sources and analysing them based on radionuclide release during severe accident of loss of coolant (LOCA). The radionuclides inventory released were calculated based on its phase of release within containment. By assuming allowable leakage of containment as 0.1% per day, the source strength from containment was calculated and inputed to Gaussian Model of Dispersion to estimate spatial distribution of radionuclides concentration and individual dose. Based on the dose level, zones of emergency preparedness was determined using Geographical Information System (GIS) as Precautionary Protective Action Zone (PAZ), 0-2 km, Urgent Protective Action Planned Zone (UPZ), 2-10 km, and Long Term Protective Action Zone (LPZ) >10 km.) as well as calculating damage cost. The important result of this study are: (1) It had been identified that the dominant distribution of dose is mostly to South, location of critical group of population was found at radii of 500 m to West, and exclusion zone is less than 1000 m, (2) no short term consequences occur during normal and accident condition, however the consequences appear for long term. But it still low. (3) the growth of population surround the NPP are centred spatially to the dense population cities that are more than 10 km from NPP. It fulfilled criteria of NPPs Siting in which they must be far away dense population to avoid radiological consequences and cost, and (4) the site space surround NPP are low population zone since it dominated by rubber forest and no man-made activities that could threaten the operation of NPP. These condition should be preserved by introducing the ULA location in spatial planning policy of Jepara County. In addition the result was used to prepare emergency planning .

Key words: nuclear power plant, release, dispersion, effective dose, consequences, protective zone


JUPITER SITORUS PANE. Kajian Dampak Radiologi dan Pemanfaatan Ruang Sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Dalam Penyiapan Tanggap Darurat. Studi kasus: Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria, Kabupaten Jepara. Dibimbing oleh MUHAMMAD SRI SAENI, BUNASOR SANIM, ERNAN RUSTIADI, HUDI HASTOWO.

Ada empat hal yang menjadi tujuan penelitian, pertama, menganalisis secara spasial kemungkinan penyebaran bahan radionuklida bila terjadi kecelakaan suatu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Ujung Lemahabang; kedua, menganalisis dampak radiologi secara individu dan kolektif dan dampak ekonomi yang ditimbulkannya, ketiga, menganalisa pertumbuhan penduduk dan pengaruhnya terhadap dampak radiologi dan ke empat menganalisis pemanfaatan ruang sekitar PLTN dalam kaitannya dengan penyiapan tanggap darurat. Hipotesis dari penelitian ini adalah: melalui pengendalian pemanfaatan ruang sekitar PLTN dan perencanaan sistem tanggap darurat penduduk dapat terhindar dari dampak radiologi bila terjadi kecelakaan. Studi dilakukan dengan observasi ke lapangan yaitu Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria, kabupaten Jepara, mengumpulkan data dari berbagai sumber dan menganalisisnya berdasarkan distribusi pelepasan radionuklida pada kondisi kecelakaan parah. Pelepasan radionuklida dihitung mengikuti fasa lolosnya radionuklida melalui lapis barrier sampai ke pengungkung. Sumber radionuklida yang keluar dari pengungkung didispersi ke atmosfir dengan menggunakan model distribusi Gauss untuk mengestimasi sebaran konsentrasi dan dosis individu. Berdasarkan perkiraan dosis ini dan dengan bantuan sistem informasi geografis (SIG) disusun zone kedaruratan yang meliputi zone PAZ, 0-2 km, UPZ, 2-10 km, LPZ, > 10 km. Selanjutnya diperkirakan besar dampak radiologi dan biaya kerusakan yang ditimbulkannya. Hasil penting dari penelitian ini adalah: (1) teridentifikasinya sebaran dosis dominan pelepasan bahan radionuklida yaitu ke arah Selatan, lokasi critical group pada radius 500 m ke arah Barat, dan zone ekslusi pada Jarak <> 10 km. Selanjutnya diperkirakan besar dampak radiologi dan biaya kerusakan yang ditimbulkannya. Hasil penting dari penelitian ini adalah: (1) teridentifikasinya sebaran dosis dominan pelepasan bahan radionuklida yaitu ke arah Selatan, lokasi critical group pada radius 500 m ke arah Barat, dan zone ekslusi pada Jarak < 1 km dari Ujung Lemahabang, (2) terbukti bahwa tidak terdapat dampak radiologi segera oleh pelepasan bahan radionuklida pada kondisi normal maupun kecelakaan, namun untuk jangka panjang dampak tersebut menunjukkan konsekuensi yang nyata namun masih sangat kecil, (3) terindikasi bahwa pola pertumbuhan penduduk di sekitar PLTN berpusat pada kota berpenduduk rapat dengan jarak di atas 10 km dari PLTN, hal ini sesuai dengan persyaratan penentuan lokasi PLTN dimana PLTN harus dibangun jauh dari pusat kerapatan penduduk untuk menghindari dampak radiologi yang besar dan biaya kerusakannya, 4) kondisi pemanfaatan ruang saat ini masih berpenduduk rendah karena wilayah didominasi oleh perkebunan karet dan tidak ada aktivitas yang dapat mengancam beroperasinya PLTN. Kondisi ini harus dipertahankan dengan memasukkan rencana lokasi PLTN ini ke dalam kebijakan tata ruang Kabupaten Jepara, demikian pula hasil ini dijadikan landasan untuk mempersiapkan rencana tanggap darurat.

Kata kunci: Pembangkit listrik tenaga nuklir, pelepasan, dispersi, dosis efektif, dampak, zone kedaruratan.. Read More...

Sabtu, 03 Januari 2009

PERILAKU YANG MENUAI KRISIS

Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak krisis ekonomi global telah meluluh lantakan kejayaan suatu negara raksasa yang gelombangnya semakin menjulang di negara-negara besar lainnya dan bahkan lebih parah di Negara dunia ke tiga. Perusahaan-perusahaan raksasa yang sudah berdiri puluhan tahun yang lalu dengan kekuatan modalnya yang luar biasa akhirnya collapse oleh terpaan krisis global. Sekarang masing-masing Negara mulai memproteksi dirinya sendiri dengan menggalakkan ekonomi domestiknya ketimbang melakukan ekspor seperti yang selama ini terjadi untuk menunjukkan hegemoninya.

Tidak lama lagi akan ada jeritan di negara-negara yang hidupnya mengandalkan ekspor karena negara tujuan ekspornya sudah menutup diri demi keselamatan warga Negaranya sendiri. Akan ada pemutusan hubungan kerja besar-besaran karena produk usahanya tidak dapat terjual, akan muncul kemiskinan, kelaparan dalam jumlah ratusan juta orang di dunia, dan sebagai dampaknya akan muncul kekerasan dimana-mana.

Timbul pertanyaan, adakah peran peralatan senjata strategis yang selama ini dibangun oleh Negara-negara maju sebagai lambang pertahanan mampu menahan masalah global yang dihadapi sekarang. Sama sekali tidak. Peralatan senjata strategis itu tidak memiliki perannya apa-apa. Kecuali untuk Israel dan Palestina dan Taliban di Afganistan yang saat ini sedang berperang hancur-hancuran.

Disisi lain, biaya dan pengurasan sumber daya alam yang dipakai untuk membangun senjata penghancur tersebut sudah demikian raksasanya, belum lagi memikirkan potensi kehancuran dan kerusakan umat manusia dan bumi yang akan ditimbulkannya. Tingginya jumlah penduduk dan perkembangan teknologi industri telah pula menjadi sumber terjadinya kerusakan lingkungan yang hebat yang dapat mengancam kesejahteraan dan kesehatan hidup. Lalu apa arti kemakmuran ekonomi dan kekuatan pertahanan yang dielu-elukan selama ini kalau harus berakhir dengan kehancuran seperti yang terjadi saat ini, dibanding dengan kerusakan hidup dan lingkungan yang ditimbulkannya?

Krisis global yang dihadapi sekarang sudah sangat komplek dan multidimensional, yang menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti kesehatan dan mata pencarian, kualitas lingkungan dan hubungan sosial, ekonomi, teknologi dan politik, sesungguhnya telah dipicu oleh krisis yang berdimensi intelektual, moral dan spiritual yang mempengaruhi perilaku seseorang. Gerakan perilaku bersaing di atas perilaku kerjasama telah menunjukkan tendensi penonjolan diri dalam masyarakat.. Pengikut Darwin dalam ilmu sosial pada abad ke sembilan belas percaya bahwa semua kehidupan dalam masyarakat harus berjuang untuk bereksistensi yang diatur oleh hukum ”social of the fittest.” Dan yang lebih galaknya persaingan dianggap sebagai pendorong ekonomi yang telah mendorong dunia usaha melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam dan menciptakan pola-pola konsumsi bersaing.

Pernyataan Descartes yang terkenal ”cogito, ergo sum” yang artinya ”saya berpikir maka saya ada” telah mendorong dunia Barat mengklaim identitas diri mereka sebagai orang yang berpikiran rasional dan bukan sebagai sebagai organisme yang hidup. Pikiran materialistis inilah yang membawa manusia pada sikap yang menyatakan bahwa alam semesta sebagai sebuah sistem mekanis saja yang terdiri dari benda-benda terpisah yang nantinya direduksi menjadi balok-balok bangunan yang sifat dan interaksinya akan sangat menentukan semua fenomena alam. Pandangan ini dikenal dengan pandangan Cartesian dan telah menyebabkan eksploitasi sumber daya alam. Penekanan yang berlebihan pada metode ilmiah dan pada pikiran rasional analitis telah menimbulkan sikap anti ekologis yang menuai kerusakan lingkungan.

Oleh karena itu dalam kondisi kehidupan dan lingkungan yang semakin rusak ini, pandangan yang tertuju pada kesadaran ekologis sangat mutlak diperlukan. Kesadaran ekologis akan memadukan pengetahuan rasional dengan intuisi lingkungan yang dapat menjadi suatu perilaku yang beretika atau disebut juga etika lingkungan.

Sanggupkan kehidupan yang beretika terhadap lingkungan dapat mengurangi kerusakan lingkungan? Hal ini jelas sekali, apalagi bila kita dapat melihat bumi ini sebagai organisme hidup sebagaimana dikatakan Carolyn Merchant pada abad pertengahan, yang dikutip dari buku Titik Balik Peradaban karangan Fritjof Capra:
Gambaran bumi sebagai organisme hidup dan ibu susuan berfungsi sebagai hambatan budaya yang membatasi tindakan manusia. Seseorang tidak akan mudah menyembelih ibunya, menggali isi perutnya untuk mendapatkan emas, atau merusak tubuhnya... Selama bumi dianggap hidup dan berperasaan, melakukan tindakan yang merusak bumi dianggap suatu pelanggaran terhadap perilaku etis manusia.

Sayang pandangan ini akhirnya hilang dan diganti oleh pandangan Descartes yang menyatakan alam semesta sebuah sistem mekanis telah memberi persetujuan ilmiah pada manipulasi dan eksploitasi yang telah menjadi karakter budaya Barat.

Krisis global telah menunjukkan bukti bahwa bumi telah bereaksi terhadap sistem mekanis yang masih banyak berlaku saat ini. Untuk kembali kepada pandangan bahwa bumi sebagai organisme hidup telah mustahil dapat dilakukan tanpa perubahan perilaku manusia secara menyeluruh. Ketidak sediaan negara adidaya untuk meratifikasi Protokol Kyoto telah menunjukkan ketidak sepakatan untuk merubah perilaku manusia terhadap bumi. Adanya kepentingan-kepentingan kelompok atau golongan yang ingin menguasai bumi atau sebagian bumi hanya akan mempertahankan perilaku yang dapat mencabik-cabik peradaban di atas bumi karena perjuangannya akan selalu disertai dengan kekerasan. Kebencian yang dikembangkan dan hegemoni yang dipertahankan hanya akan terus mendorong pada kehidupan yang meneggangkan. Bumi akan berubah menjadi kancah peperangan, kekerasan, kebencian, padahal menurut penciptanya bumi ini adalah tempat manusia hidup dan menerima berkat Tuhan sehingga ia dapat bersyukur dan menikmatinya, atau sering diistilahkan sebagai bermanja.
Penulis merasa yakin bahwa krisis yang berdimensi intelektual, moral dan spiritual ini dapat diatasi dalam semangat memberi, memberi kepada kehidupan, tanpa memandang bulu, bukan sebaliknya sikap yang selalu menanti atau bahkan mengambil.

Salam. Read More...

Jumat, 02 Januari 2009

Puisi Menyambut Tahun Baru

Bumi ini tempat bermanja (ingan ergani)

Tak terasa tahun tahun hidup berjalan
Manusia hidup, tumbuh dan berkembang silih berganti,

Namun bumi,
Ia tetap berputar pada porosnya dengan tak tergoyahkan
seakan tak peduli siapa yang lahir dan siapa yang berakhir,
apa yang diperjuangkannya dan apa yang ingin digapainya
kehormatan, kebajikan, kekayaan atau apapun yang ada dalam pikirannya

Bumi akan tetap selalu memberi dan memberi
sumberdaya alam.

Adalah manusia yang ingin menguasainya,
Mengambilnya dan mengurasnya
Bagi pribadinya,
Kelompoknya,
Bangsanya
Hegemoninya.
Dominasinya,

Seakan tak peduli,
ada kebencian dan kepahitan lahir disana,
ada kekerasan yang dipicu oleh ketidak adilan,
ada peperangan berkecamuk,
ada kepapahan dan ketak berdayaan

Namun bumi
Ia tetap berputar pada porosnya seturut dengan rencana Tuhan yang menciptakannya
seakan tak peduli siapa yang lahir dan siapa yang berakhir,
apa yang diperjuangkannya dan apa yang ingin digapainya
kehormatan, kebajikan, kekayaan atau apapun yang ada dalam pikirannya

Bumi akan tetap selalu memberi dan memberi
sumberdaya alam.

Adalah manusia yang dapat memanfaatkannya,
memeliharanya dan merawatnya
Bagi keperluan seluruh ciptaan Tuhan,

Mempertahankan hutan sebagai paru-paru bumi,
Menjaga kelestarian bumi serta lingkungan
Memerangi kemiskinan dan ketidak adilan,
Mempertahankan kesuburan lahan
bagi terwujudnya jaring rantai makanan
Namun bumi
Ia tetap berputar pada porosnya seturut dengan rencana Tuhan yang menciptakannya
seakan tak peduli siapa yang lahir dan siapa yang berakhir,
apa yang diperjuangkannya dan apa yang ingin digapainya
kehormatan, kebajikan, kekayaan atau apapun yang ada dalam pikirannya.

Bumi akan tetap selalu memberi dan memberi
bagi seluruh ciptaan Tuhan

Di awal Tahun ini
Langkahku kian pasti
Memilih kebajikan untuk hidup,
mengikuti bumi yang berputar,
yang selalu memberi dan memberi,
Ketika hidup harus berganti
Ku kan tahu pasti
bumi ini tempat bermanja (ingan ergani)
Bagi seluruh ciptaan Tuhan

Selamat Tahun baru 2009! Read More...