Kamis, 22 Januari 2009

KRITERIA PEMILIHAN TAPAK PLTN


SEKEDAR INFO TENTANG PEMILIHAN TAPAK
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

Pemilihan lokasi pendirian PLTN merupakan langkah awal yang paling penting dalam pembangunan suatu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Berikut ini adalah sekedar info tentang kriteria pemilihan lokasi tapak PLTN.

1. Kemampuan Mendukung Sistem Pendinginan
Tapak yang akan dijadikan tempat pembangunan PLTN harus memiliki kapasitas yang dapat mendukung berbagai tipe sistem pendingin yang akan digunakan. Beberapa tipe pendinginan yang banyak digunakan antara lain: reservoir, pembuangan langsung, menara pendingin, penggunaan air tanah, air permukaan, danau atau sungai. Tiap sistem dan tipe pendingin mensyaratkan kondisi tanah, kondisi lingkungan dan faktor lainnya. Hasil akhirnya adalah jenis tapak yang dapat mendukung sistem pendingin yang akan dibangun.

2. Kedekatan Dengan Pusat Beban
Secara ideal, instalasi PLTN dibangun di lokasi yang dekat dengan tapak yang membutuhkan beban listrik terbanyak. Suatu lokasi penghasil listrik dikatakan handal bila dapat mengurangi ketergantungan pada jalur transmisi yang panjang. Jalur yang panjang berpotensi terkena kecelakaan baik yang berasal dari alam atau perbuatan manusia. Tiap lokasi penghasil listrik diharapkan memiliki pasokan dayanya masing-masing sehingga jika kecelakaan terjadi tidak akan memadamkan keseluruhan sistem. Disamping itu dari segi biaya, pengadaan peralatan dan konstruksi akan memerlukan biaya yang sangat tinggi. Dari sisi transmisi, jalur yang panjang dapat menyebabkan kehilangan daya sampai ke tujuan.

3. Ketersediaan Lahan
Ketersediaan lahan yang cukup merupakan syarat yang harus dipenuhi dengan memperhatikan tipe instalasi daya yang akan dibangun, baik ukuran, jumlah unit, sistem transmisi serta pendinginnya. Dari segi kepemilikan lahan disarankan agar lahan dimiliki oleh beberapa orang sehingga tidak mudah di akusisi.

4. Penggunaan Sumber Daya
Instalasi daya dalam operasinya akan menggunakan sumber daya air dan tanah walaupun dalam penggunaannya tidak benar-benar menghabiskan secara penuh untuk kebutuhan operasi. Pemakaian air lebih cendrung berbentuk pengubahan menjadi bahan kimia, bahan terlarut, atau melalui penguapan.

Instalasi daya menggunakan tanah untuk waktu yang relatif lama, walaupun demikian jumlah tanah tersebut dapat dianggap konstan. Namun, instalasi ini dapat merusak kualitas tertentu dari lahan secara permanen, misalnya tanah yang dikhususkan untuk penyelamatan lingkungan.

5. Akses Transportasi
Saat membangunan instalasi PLTN berbagai peralatan berat, personil, dan pasokan bahan bakar harus dikirim ke lapangan. Untuk ini dituntut tersedianya sistem transportasi yang teratur dan handal, sehingga biaya operasional instalasi tidak mengalami kesulitan besar. Ketersediaan transportasi kereta, highway, dan air sangat memainkan peran besar untuk mendapatkan angkutan murah pasokan bahan bakar suatu instalasi. Transportasi air dan kereta juga penting untuk transportasi bahan bakar fosil, walaupun jalur pipa dapat menggantikan kedua metode transportasi bahan bakar ini. Untuk angkutan jalur air memerlukan akses pelabuhan.

6. Kesesuaian Kondisi Fondasi Tanah
Instalasi PLTN dan peralatan pendukung lainnya harus dibangun pada lahan dengan fondasi yang tidak hanya dapat mendukung beban dan kondisi geologi normal, tetapi juga, khusus pada PLTN, pada kondisi tidak normal dan gempa yang besar.

7. Biaya Sambungan Transmisi
Daya listrik yang dihasilkan harus dapat mencapai pusat beban dan didistribusikan ke masing-masing konsumen. Agar instalasi baru dapat dihubungkan ke sistem daya listrik yang ada, instalasi harus dihubungkan dengan sistem transmisi yang sudah ada. Karena tingginya biaya peralatan tegangan tinggi dan transmisi langsung, maka instalasi PLTN harus diletakkan pada lokasi sedekat mungkin dengan koridor sistem tegangan tinggi yang sudah ada. Tidak dapat dihindari perlunya sambungan transmisi, akan tetapi pertimbangan biaya memaksa bahwa sambungan tersebut tidak memiliki panjang yang berlebihan.

8. Dampak Lingkungan
Suatu instalasi PLTN memiliki potensi mempengaruhi dampak lingkungan dalam beberapa bentuk. Beberapa dari dampak ini bersifat sementara dan kecil perannya dibanding dampak saat melakukan konstruksi. Dampak lain bisa saja agak serius bila tidak ada langkah perlindungan yang dibuat, seperti pada kasus dampak kualitas air dan udara terhadap lingkungan biologi. Disamping itu ada dampak lain yang tidak dapat disentuh yaitu dampak kebisingan dan estetika.
Dampak yang berkaitan dengan operasi instalasi PLTN adalah dampak lingkungan oleh jalur transmisi dan pengiriman bahan bakar. Dampak ini mulai menjadi penting sejalan dengan peningkatan permintaan energi yang menyebabkan semakin besarnya kapasitas suatu instalasi dan tapak pembangunannya. Oleh karena itu pada pembangunan PLTN analisis dampak lingkungan merupakan faktor kunci diberikannya ijin pembangunan PLTN atau tidak

9. Proses Pasokan Air
Tiap instalasi PLTN harus memiliki akses ke pasokan air dengan keandalan dan kualitas tinggi untuk penambahan air pendidihan, penggunaan domestik dan pribadi.

10. Kerapatan Penduduk
Tuntutan lokasi PLTN dekat dengan pusat beban akan berkaitan erat kerapatan penduduk. Umumnya lokasi pusat beban adalah juga lokasi pusat penduduk, dengan demikian penentuan kerapatan penduduk yang boleh ada disekitar PLTN menjadi pertimbangan penting dalam menentukan suatu tapak instalasi. Tidak disarankan ada populasi yang langsung bersebelahan dengan PLTN atau keberadaan industri besar lainnya dekat tapak. Untuk menghindari ini maka pada PLTN ditetapkan suatu zona yang sering disebut sebagai “zona ekslusif.” Zona ini berada dalam penguasaan penguasa PLTN dan tidak boleh penduduk bertempat tinggal disana. Zona ini berkisar pada radius lebih kurang 1 mil dari instalasi tergantung pada jenis PLTN dan kondisi meteorologi tapak. Dalam perencanaan harus memperhatikan masalah yang akan muncul setelah instalasi di bangun jika terjadi pertambahan banyak penduduk di sekitar instalasi setelah reaktor beroperasi.

11. Dampak Sosio-Ekonomi
Masa pembangunan dan operasai suatu instansi PLTN juga memberi dampak yang terhadap kondisi sosio-ekonomi di sekitar wilayah. Jika instalasi yang akan dibangun relatif terisolasi, secara ekonomi adalah kawasan yang belum berkembang dan berpenduduk sedikit, instalasi tersebut akan akan mempunyai pengaruh penting terhadap ekonomi kawasan, tingkat pelayanan pemerintah, struktur sosial, aktivitas dan kualitas hidup. Tetapi bila dibangun wilayah relatif dekat dengan pusat aktivitas ekonomi, potensi dampak sosial ekonomi kurang penting.
Selama masa konstruksi dan operasi, pembangunan akan menarik pekerja-pekerja ke dengan bayaran mahal ke wilayahnya. Akan tetapi kebanyakan tenaga kerja berikut bayarannya akan pergi meninggalkan wilayah area setelah selesai konstruksi.

Kehadiran fasilitas PLTN akan merupakan penambahan pajak bagi pemerintah lokal. Biaya dari barang-barang yang terkena pajak akan seimbang dengan meningkatnya permintaan layanan pemerintah seperti air, kesehatan, polisi, dan jalan.

Dimensi lain berkaitan dengan aktivitas komersial menstimulasi pertumbuhan bank, toko retail, services, dan aktivitas lainnya untuk melayani kebutuhan baik pekerja konstruksi, staff operasional, Tergantung pada perilaku sosio-ekonomi suatu wilayah, suatu instalasi PLTN mempunyai dampak yang mungkin lebih atau kurang dari yang diinginkan.

12. Kompatibilitas Sistem
Penerimaan terhadap suatu tapak PLTN bukanlah hasil dari satu kumpulan faktor dan kondisi alternatif. Berbagai tipe tapak PLTN yang ada saat ini memiliki keuntungan dan kerugiannya akan kehadiran PLTN.
Perencanaan sistem pada prinsipnya diperlukan untuk mampu memberikan tingkat keandalan, keselamatan, dan efisiensi dengan tidak menggantungkan diri pada satu tipe PLTN. Dengan demikian, tapak PLTN tidak dapat dikatakan merupakan satu kesatuan terpisah dari keseluruhan system di dalam mana ia berfungsi. Dengan menjalankan proses pemilihan tapak berdasarkan kriteria di atas dapat dihasilkan sistem daya listrik yang kuat oleh karena telah mempertimbangkan keseimbangan dan diversifikasi dari berbagai tipe teknologi, berbagai tipe kawasan untuk lokasi yang berbeda tergantung pada pusat beban dan jalur transmisi.

Disamping suatu tapak dipilih untuk tujuan penerimaan saja, suatu tapak juga dipilih untuk memenuhi kebutuhan daya listrik saat ini.

13. Penutup
Dalam rangka menuju PLTN pertama di Indonesia, BATAN atau Badan Tenaga Nuklir Nasional telah melakukan studi tapak yang telah dituangkan dalam berbagai laporan. Bila pembaca memerlukannya kami dapat membantu menyediakkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar