Jumat, 13 Februari 2009

Penilaian Risiko Lingkungan

PERUMUSAN MASALAH DALAM
ANALISIS DAN PENILAIAN RISIKO LINGKUNGAN

Tahapan perumusan masalah adalah tahap yang paling penting dalam proses penilaian risiko lingkungan karena mendefenisikan lingkup dan fokus bagaimana pengambilan contoh dilakukan dan analisisnya. Perencanaan yang sistematis membantu kita untuk mengidentifikasi faktor utama yang perlu diperhatikan. Dalam praktiknya baik penilai risiko dan manajer risiko harus terlibat sehingga konsensus dicapai dengan merujuk pada hasil identifikasi atau perumusan masalah (mengapa diperlukan penilaian risiko) dan membentuk tujuan sasaran, goal dan prioritas penilaian risiko. Dalam melakukan penilaian risiko dapat dilakukan dalam tiga tahapan pendekatan yaitu tahapan screening, tahapan pendahuluan dan tahapan detil dimana masing-masing melibatkan tingkat keperluan data yang berbeda namun berkelanjutan. Berikut ini diuraikan prinsip-prinsip pengambilan contoh untuk masing-masing tahap tersebut.

1. Prinsip-prinsip pengambilan contoh dalam penilaian tahap screening
Dapat dikatakan penilaian screening adalah penilaian di atas meja dan umumnya tidak memerlukan sampling. Namun, peninjauan visual pada lokasi adalah diperlukan untuk mendapatkan kedekatan feeling untuk lokasi.
Dalam penilaian screening, data yang sudah tersedia akan dievaluasi dan ditetapkan apakah mewakili lokasi atau tidak. Kualitas data akan mempengaruhi derajat ketidakpastian pada estimasi resiko dan memberikan dasar-dasar pertimbangan untuk memproses penilaian resiko ekologis secara kuantitatif. Sebagai contohnya, jika pengambilan contoh sudah difokuskan pada satu titik lokasi, maka informasi mengenai distribusi spasial mungkin akan terbatas. Pengembangan terhadap permasalahan ini akan di atasi pada penilaian risiko ekologis tahap pendahuluan, dimana sampel yang representatif diperlukan
Penilaian dampak tidak akan dapat diidentifikasi sampai dilakukannya penetapan mengenai jenis dan tingkat perubahan pada parameter lingkungan. Ada tidaknya perbedaan yang nyata dalam lingkungan akan berpengaruh dalam penilaian dan yang terpenting adalah bagaimana konsekuensi ekologisnya. Oleh kerena itu, informasi statistik harus dilakukan secara ilmiah dan terfokus pada lokasi yang spesifik
Perubahan yang berarti pada titik akhir pengukuran dapat ditetapkan dengan membandingkan wilayah dampak pada kondisi alaminya. Untuk lokasi yang terkontaminasi, data dasar biasanya tidak ada, sehingga lokasi referensi diperlukan. Wilayah referensi adalah wilayah yang sedapat mungkin sama tetapi tanpa dampak polusi. Walaupun dalam hal ini perbandingan statistik tidak dapat dilakukan, namun perbandingan terhadap data referensi dilakukan secara kualitatif. Secara ideal data historis yang diperlukan mencakup: (1) kondisi dasar sebelum suatu lokasi terkena dampak polusi, (2) pengukuran parameter pada wilayah yang diduga terkena dampak, dan (3) data referensi.

2 Prinsip-prinsip pengambilan contoh dalam penilaian tahap pendahuluan
Pada tahap pendahuluan penilaian risiko ekologis adalah menentukan tipe pengambilan contoh dan tingkat usaha yang diperlukan. Perencanaan sebaiknya mencakup penyusunan pertanyaan-pertanyaan yang dapat diuji atau hipotesis. Hipotesis adalah perbaikan lebih lanjut dari pertanyaan-pertanyaan yang mencakup informasi kriteria (misalnya suatu pengukuran dampak biologis) dan variable predictor (misalnya pengukur dampak intensitas). Hipotesis sebaiknya menggambarkan jawaban paling sederhana dari pernyataan pertanyaan sehingga dapat diuji dan mungkin juga dapat membuktikan kesalahan, seperti halnya dengan hipotesis nol, H0.
Jika pertanyaan dan hipotesis telah dibuat, informasi yang didapatkan dari penilaian screening akan membantu dalam memilih parameter, metodelogi dan desain teknik sampling yang sesuai untuk penilaian tahap pendahuluan. Rancangan pengambilan contoh yang paling efektif adalah yang terstuktur menurut pola dominan keragaman data, yang dapat bersifat musiman, terkait dengan arus, spatial dan sebagainya. Stratifikasi ini akan menghilang keragaman alami yang dominan dan penetapan pengaruh yang terkait dengan kontaminan dapat dilakukan secara efektif. Idealnya, data penilaian screening akan menentukan skema stratifikasi awal, baik spatial maupun temporal, untuk tahap penilaian pendahuluan.
Pemahaman keragaman juga merupakan kunci dalam menetapkan seberapa besar sample yang diperlukan agar dapat mewakili variable. Tanpa mengetahui keragaman parameter, adalah tidak mungkin untuk menetapkan seberapa banyak sample yang diperlukan untuk mengkarakteristikannya. ERA kuantitatifnya harus mengkarakteristikannya secara tepat keragaman dari perameter kunci.

3. Prinsip-prinsip pengambilan contoh dalam penilaian tahap detail
Pengambilan contoh (sample) untuk penilaian tahap detail difokuskan pada kesenjangan data. Jika ditetapkan bahwa keragaman temporal adalah kontributor utama untuk ketidakpastian, maka rancangan program harus mencakup musim-musim yang kritikal. Pengambilan contoh penilaian tahap detail ini memerlukan tahapan yang sama dengan tahap sebelumnya yaitu mencakup hipotesis yang dapat diuji, stratifikasi sampling dan inklusi lokasi referensi sampling.

1 komentar:

  1. Sangat bagus tulisannya Pak..
    Setuju sekali bahwa dalam penilaian suatu resiko lingkungan, perlu dianalisis apa yang menjadi trigger permasalahan tersebut..

    Salam Kenal, Adi
    www.envilover.blogspot.com

    BalasHapus